Pasuruan (6/11). Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo menegaskan pentingnya peran organisasi keagamaan dalam memperkuat fondasi keimanan dan ketakwaan umat. Hal tersebut disampaikan saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) VII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Pasuruan, pada Sabtu (25/10), di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan.
“Seiring perkembangan teknologi dan globalisasi, berbagai bentuk kemaksiatan kini mudah menjalar ke lingkungan kita. Karena itu, ormas keagamaan harus menjadi jangkar moral bangsa, menjaga fondasi keimanan masyarakat agar tetap kokoh di tengah gempuran zaman,” tegasnya.
Ia menjelaskan, kemajuan teknologi informasi membuat dunia seolah tanpa sekat. Akses terhadap berbagai gaya hidup dan informasi dari seluruh penjuru dunia kini begitu mudah, memengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat, khususnya generasi muda.
“Seperti contoh kasus pesta gay di Surabaya yang baru-baru ini diungkap aparat, di mana 29 dari 34 pelaku dinyatakan positif HIV/AIDS. Fenomena tersebut menjadi pengingat bahwa tantangan bangsa tidak hanya berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan antarsesama manusia*,”* ujar Walikota Adi.
“Ibaratnya akhlak dan keimanan masyarakat seperti akar pohon yang harus kuat agar mampu bertahan meski diterpa angin perubahan. Kami berharap keberadaan ormas keagamaan, termasuk LDII, dapat semakin memperkokoh fondasi keimanan, ketakwaan, serta membangun keseimbangan antara ilmu dan agama,” tegasnya.
Wali Kota Pasuruan mengajak semua unsur untuk bersinergi menghadapi tantangan zaman. “Apresiasi kepada kiprah LDII dan ormas keagamaan lainnya yang selama ini aktif menjaga nilai-nilai moral, mempererat persaudaraan, serta memelihara kerukunan di tengah masyarakat. Kami menilai keharmonisan sosial merupakan modal utama dalam pembangunan daerah,” tegasnya
Sementara itu Wakil Ketua DPW LDII Jawa Timur, Wahjoe Soetiono mengatakan bahwa ormas keagamaan mempunyai peran penting dalam menahan arus perilaku negatif sekaligus memperkokoh akhlak masyarakat. Musda VII LDII Kota Pasuruan menjadi momentum strategis untuk menguatkan karakter profesional-religius, agar Kota Pasuruan semakin dikenal sebagai kota yang berakhlakul karimah dan harmonis.
“Kami mengajak seluruh warga LDII mengamalkan tiga nilai utama organisasi, yakni Karya, Kontribusi, dan Komunikasi (3K). Sekecil apa pun karya yang dimiliki setiap individu akan menjadi amal yang bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Wahjoe menegaskan kesiapan LDII untuk terus bersinergi dengan Pemerintah Kota Pasuruan dalam mendukung prioritas pembangunan, terutama di bidang pelayanan publik, ekonomi mandiri, dan penguatan karakter masyarakat.
Dalam Rapat Pleno Musda LDII Kota Pasuruan menetapkan Mohammad Ali kembali menjadi Ketua DPD LDII Kota Pasuruan Periode 2025-2030. Menurut Mohammad Ali, kepengurusan baru DPD LDII Kota Pasuruan akan segera menyusun program kerja yang melibatkan generasi muda. Menurutnya regenerasi diperlukan agar organisasi tetap dinamis, kreatif, dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
“Pengurus baru akan segera menyusun program kerja dan melibatkan generasi muda dalam menjalankan roda organisasi, agar organisasi tetap dinami








