Surabaya (30/12) – Menyambut pergantian tahun 2026, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengajak seluruh elemen bangsa melakukan muhasabah nasional demi mewujudkan kehidupan bernegara yang lebih baik. Menurutnya, perjalanan Indonesia yang akan memasuki usia 81 tahun menuntut evaluasi berkelanjutan agar tetap sejalan dengan cita-cita pendirian bangsa.
KH Chriswanto menilai, sebagai negara demokrasi dengan penduduk mayoritas Muslim, Indonesia tak lepas dari residu demokrasi berupa munculnya kelompok-kelompok kepentingan. Dalam praktiknya, demokrasi membuka peluang lahirnya oligopoli dan oligarki, di mana segelintir pemilik modal dapat menguasai sumber daya dan memengaruhi kekuasaan.
“Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Rusia juga bertumbuh bersama konglomerasi. Namun, kuncinya adalah pemerintah yang kuat, berkeadilan, dan tidak tunduk pada kepentingan investor semata,” tegasnya.
Ia juga menyoroti persoalan kerusakan lingkungan akibat investasi yang tidak terkendali. Berdasarkan data Kementerian Kehutanan RI tahun 2024, sekitar 175 ribu hektare hutan mengalami deforestasi sejak era Orde Baru hingga Reformasi. Kawasan hutan yang semula kaya fungsi ekologis berubah menjadi perkebunan sawit dan area pertambangan.
“Kondisi ini harus menjadi bahan muhasabah bersama, agar tujuan bernegara seperti keadilan sosial, kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan UUD 1945 dapat terwujud,” ujarnya.
KH Chriswanto mengingatkan, sejarah mencatat banyak peradaban besar runtuh bukan karena kurangnya teknologi, melainkan akibat kemerosotan moral. Peradaban Mesopotamia, Mesir Kuno, Yunani, Romawi, hingga Persia menjadi pelajaran berharga bagi bangsa-bangsa modern.
“Teknologinya maju, tapi degradasi moral menjadi awal kehancurannya. Kini hanya tersisa reruntuhan sebagai pengingat,” katanya.
Berbagai persoalan kebangsaan tersebut, lanjutnya, akan menjadi bahan pembahasan dalam Musyawarah Nasional (Munas) X LDII yang dijadwalkan berlangsung pada pertengahan 2026. LDII akan merumuskan masukan dan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah yang dituangkan dalam program kerja organisasi.
Selain itu, LDII juga terus mendorong pembinaan generasi muda secara masif dan berkelanjutan sebagai fondasi membangun peradaban bermoral menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu upayanya melalui Pengajian Akhir Tahun yang rutin digelar sejak pertengahan 1990-an.
“Kegiatan ini mengajak generasi muda mengisi malam pergantian tahun dengan mengaji, diskusi, seni, olahraga, hingga aksi menanam pohon. Tujuannya agar mereka terhindar dari kegiatan negatif dan tumbuh sebagai generasi berakhlak mulia, mandiri, serta religius,” pungkas KH Chriswanto.














