PALING UPDATE
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Home Lentera Hati

First Thing First

in Lentera Hati
559
0
793
SHARES
3.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

oleh: Faizunal Adhmi

Beberapa waktu yang lalu, sambil menunggu sebuah acara dimulai, mata saya sempat melirik sebuah bulletin yang tersedia di ujung ruangan dan segera membacanya. Tak sengaja, saya terantuk sebuah kalimat pada salah satu pengantar sebuah kolom yang sangat mengena. Kalimat itu dikutip dari pakar manajemen Stephen R. Covey di dalam bukunya First Things First. Penulis tersebut mengatakan bahwa ternyata tidak mudah untuk bisa mempraktikkan prinsip: First Things First (dahulukan yang utama), ketimbang mempelajari teorinya. Saya sendiri terus terang belum pernah membaca buku itu. Namun, saya setuju dengan pernyataan penulis itu, bahwa banyak orang belum mempunyai mekanisme cara mengatur waktu yang benar, menemukan yang terbaik diantara yang paling baik dan menentukan apa yang benar-benar utama dalam hidup ini. Dan perasaan saya mengatakan saya pun punya PR besar di situ. Klop.

Maka, saya pun teringat hadits-hadits tentang sholat. Sholat adalah hal penting dan genting. Dialah pertama kali amal yang akan dihisab, ditanyakan nanti di akhirat sana. Yang lain tunggu dulu, sebelum kelar urusan shalat ini. Dan kalau orang menyia-nyiakan sholat, maka kepada perkara lainnya maka dia akan lebih menyia-nyiakan. Jelas dan sangat jelas, inilah First things first itu. Terus terang saya punya kekhawatiran dengan itu. Sifat meremehkan. Menunda waktunya. Sengaja menyibukkan diri. Dihinggapi rasa malas. Atau tindakan lain yang membuat galau; jikalau itu termasuk perbuatan menyia-nyiakan shalat. Apakah ada pengelakan (lagi)? Saya rasa tidak. Apalagi khusysu (?)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk maka seluruh amalnya pun akan buruk.” (H.r. Ath-Thabrani dalam Al-Mujamul Ausath, II:512, no. 1880 dari sahabat Anas bin Malik).

Dari Huraits bin Qabishah, ia berkata: Saya sampai di Madinah. Ia berkata: “Ya Allah mudahkanlah bagiku (mendapat) teman duduk yang baik.” Lalu saya duduk kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuIa dan berkata: Saya berkata: “Saya berdo’a kepada Tuhan (Allah) Yang Maha Mulia dan Maha Besar -untuk memudahkan bagiku teman duduk yang baik, maka sampaikanlah kepadaku hadits yang kamu dengar dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam Semoga Allah memberi manfaat kepadaku dengan itu”. Ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya sesuatu yang paling dulu dihisab pada hamba adalah shalatnya. Jika shalat itu baik maka ia telah menang dan sukses. Jika shalatnya rusak maka ia telah merugi”. [Hammam berkata : Saya tidak tahu, ini dari perkataan Qatadah atau riwayat.] Jika dari fardhunya ada kekurangan-kekurangan, Allah berfirman: “Lihatlah, apakah hambaKu mempunyai shalat sunnat, maka fardhu yang kurang itu dapat disempurnakan. Kemudian demikian itu caranya dalam menghisab seluruh amalnya”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i)

Umar bin Al Khoththob –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan, “Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian adalah shalat. Barangsiapa menjaga shalat, berarti dia telah menjaga agama. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan shalat.”

Dengan beranjaknya waktu dan bertambahnya usia, lambat-laun ketertiban sholat bisa ditegakkan. Walau kadang masih juga terkalahkan keadaan, tetapi pengertian dan pemahaman semakin bertambah baik dan menjadi pendorong setiap waktu. Jangan tinggalkan sholat. Ayo segera kerjakan sholat. Terus perbaiki sholat. Ayo tegakkan sholat. Namun masalah datang dari anak-anak yang mulai bertumbuh. Sampai-sampai, kalau tidak sabar dan telaten, ingin rasanya lepas tanggung jawab.

Abu Daud (no. 495) dan Ahmad (6650) meriwayatkan dari Amr bin Syuaib dari bapaknya, dari kakeknya, dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Perintahkan anak kalian untuk shalat saat mereka berusia tujuh tahun, pukullah mereka (jika tidak melaksanakan shalat) saat mereka berusia sepuluh tahun. Bedakan mereka di tempat tidurnya.” (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Irwaul Ghalil, no. 247)

Berdasarkan dalil di atas, karena pentingnya sholat, rasanya semua cara dan metode sudah dicoba. Perintah sudah. Baik dengan lemah – lembut, maupun kasar mengancam. Mengajak sudah. Baik dengan iming-iming maupun imbalan lain yang menggiurkan. Menghukum sudah, baik dengan hukuman ringan maupun hukuman berat karena lalai sholat. Ya, memang semua disesuaikan dengan umur dan keadaan. Namun, hasilnya tidak seberapa. Bahkan boleh dibilang gak mempan. Lagi-lagi mblenjani – mengingkari. Gak sholat–sholatan lagi. Malas-malasan lagi. Padahal usia terus merangkak dari tujuh, sepuluh, dan mendekati baligh. Inilah cobaan, sungguh mengkhawatirkan.

Kadang saya berfikir saya harus lebih sabar. Kadang saya merasa perlu menambah kesabaran. Menambah waktu. Tapi, saya seolah dikejar waktu dan ancaman kegagalan mendidik mereka tepat waktu. Doa tak kurang dipanjatkan. Contoh tak kurang diberikan. Namun seolah ada awan penghalang, dan beban pemberat langkah kaki ini untuk bisa menegakkan sholat pada mereka. Dalam keadaan setengah putus asa tersebut, saya mendapat pencerahan. Hal yang tidak terduga.

Nasehat itu berbunyi; “Bagi yang mempunyai masalah dengan mengajak anak-anaknya menegakkan sholat, boleh kiranya dicoba doa berikut ini; Robbij’alnii muqiimash sholaati wamin dzurriyyatii, Rabbanaa wa taqobbal du’aa. (Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang dapat mendirikan shalat, ya Tuhan kami, dan perkenankanlah doaku.)”

Walau banyak doa yang lain tentang anak, doa itu seolah menjadi penyejuk dan jawaban atas kegundahan saya selama ini. Dan selama ini rasanya telah tertinggal. Alhadulillah. Itu adalah doa Nabi Ibrahim yang bisa dijumpai di Al-Quran Surat Ibrahim ayat 40. Dan bagi teman-teman yang kebetulan mempunyai problem yang sama, silahkan mencoba dan mengamalkannya. Tentunya harus diiringi dengan husnudhon billah dan tetep mauidhotul hasanah. Insya Allah berhasil. Dan first things first benar-benar bisa kita wujudkan. Baik untuk diri kita sendiri, maupun anak turun kita. Indah terasa./**

Tags: LDIISholat

Related Posts

Lentera Hati

Ayo Bangun Malam (3)

by admin
January 24, 2016
0

oleh: Faizunal Abdillah Bagaimana rasanya lama tidak berjumpa dengan istri? Kangen pengin bertemu. Bagaimana rasanya jauh dari istri? Pengin segera bertemu. Bahkan...

Read more
Lentera Hati

Ayo Bangun Malam (2)

by admin
January 11, 2016
0

oleh: Faizunal Abdillah Salah satu nasehat tentang bangun malam yang masih terngiang di telinga ini ialah begini: “Tak ada perjuangan yang begitu...

Read more
Lentera Hati

Ayo Bangun Malam (1)

by admin
January 4, 2016
1

oleh: Faizunal Abdillah Setelah mendapati diri dalam hidayah Allah dan hidup bergelimang kesyukuran, tak ada lagi yang perlu diragukan, kecuali hanya kebodohan...

Read more
Lentera Hati

Monyet dan Penjara

by admin
March 11, 2015
0

oleh: Faizunal Adhmi Sudah sering kita mendengar bahwa dunia adalah penjaranya orang iman. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallaahu...

Read more

Trending

LDII Papua Barat Terima Kunjungan Awak Media, Sepakat Lawan Post Truth
Lintas Daerah

LDII Papua Barat Terima Kunjungan Awak Media, Sepakat Lawan Post Truth

2 hours ago
Wakapolsek Baras Silaturahim ke LDII, Perkuat Sinergi Kamtibmas
Lintas Daerah

Wakapolsek Baras Silaturahim ke LDII, Perkuat Sinergi Kamtibmas

2 hours ago
LDII Banten Gelar Pelatihan Tilawati dan Manajemen Kelas bagi Guru Ngaji
Lintas Daerah

LDII Banten Gelar Pelatihan Tilawati dan Manajemen Kelas bagi Guru Ngaji

2 hours ago
Sinergi Pembinaan Keluarga, LDII Berkunjung ke Pengadilan Tinggi Agama Papua Barat
Lintas Daerah

Sinergi Pembinaan Keluarga, LDII Berkunjung ke Pengadilan Tinggi Agama Papua Barat

2 hours ago
Fokus Pendidikan Generus, LDII Siapkan Generasi Emas 2045
Lintas Daerah

Fokus Pendidikan Generus, LDII Siapkan Generasi Emas 2045

2 hours ago
Nuansa Persada

Majalah Resmi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Hubungi kami untuk layanan iklan online: marketing@nuansaonline.com

Follow Us

Recent News

LDII Papua Barat Terima Kunjungan Awak Media, Sepakat Lawan Post Truth

LDII Papua Barat Terima Kunjungan Awak Media, Sepakat Lawan Post Truth

June 18, 2025
Wakapolsek Baras Silaturahim ke LDII, Perkuat Sinergi Kamtibmas

Wakapolsek Baras Silaturahim ke LDII, Perkuat Sinergi Kamtibmas

June 18, 2025

ARSIP

  • Iklan
  • Privacy & Policy

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Energi
  • Fa Aina Tadzhabun
  • Iptek
  • Apa Siapa
  • Digital
  • Hukum
  • Jejak Islam
  • Kesehatan
  • Kisah Teladan
  • Laporan
  • Lentera Hati
  • Liputan Khusus
  • Lintas Daerah
  • Resonansi
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Remaja
  • Siraman Rohani
  • Khutbah (PDF)
    • Khutbah Jumat Bahasa Arab
    • Idul Fitri Bahasa Arab
    • Idul Fitri (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (ust. Imam Rusdi)
    • Idul Adha (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (Kediri 2017)

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In