Tiga kata yakni sakinah, mawaddah, dan wa rahmah merupakan impian semua orang ketika memulai kehidupan berumah tangga. Ust. Yoyok Dwi Sasongko dalam tayangan Oase Hikmah LDII TV beberapa waktu lalu menjelaskan, untuk mewujudkan sakinah, mawaddah, dan wa rahmah dalam keluarga yang harmonis dibutuhkan kerjasama.
“Tiga komponen, suami, istri, dan anak harus menjadi bagian untuk menjalankan kewajibannya masing-masing. Karena untuk menjaga keutuhan keluarga tidak hanya menjadi beban para suami atau hanya istri bahkan hanya anak saja,” jelasnya.
Ust. Yoyok menjelaskan meski seorang suami memiliki kewajiban utama dalam menjaga keutuhan keluarga, seperti firman Allah dalam Al Quran dalam Surat At Tahrim Ayat 6:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
Tetapi, tetap saja dalam mewujudkan keluarga harmonis harus ada komitmen antara suami, istri, dan anak. Setiap anggota keluarga harus ingat kewajibannya masing-masing dan menjalankannya dengan baik. Seperti seorang suami harus bisa paham kewajibannya untuk mengayomi keluarganya dengan baik. Sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran Surat An Nisa ayat 34:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ
Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita).”
Ust. Yoyok menerangkan, kunci keluarga harmonis ada tiga yaitu pertama, seorang suami harus bisa melindungi, mengayomi terhadap keluarga. Suami harus bisa memberikan kasih sayang penuh kepada istrinya, begitupun kepada anak-anaknya juga mengarahkan dengan baik.
“Kedua, seorang istri harus bisa menjadi wanita salehah. Menjadi istri yang diidamkan oleh suaminya. Karena salah satu kebahagiaan seorang suami adalah memiliki istri yang salihah. أَنْ تَكُونَ زَوْجَتُهُ صَالِحَةً. Artinya, Jika istrinya adalah istri yang salihah.”
Kunci keluarga harmonis yang ketiga menurut Ust Yoyok adalah menjadi anak yang saleh dan salehah. Kebahagiaan keluarga ditentukan oleh anak yang saleh dan baik. أَنْ يَكُونَ أَوْلَادُهُ صَالِحِينَ (Jika anak-anaknya adalah anak-anak yang saleh). أَوْلَادُهُ أَبْرَارًا (Anak-anak yang baik).
“Ketika sebuah keluarga ketika menjalani cobaan dari Allah saat di masa sulit, sebagian besar dari mereka akan merasakan beratnya. Tetapi bagi kita orang beriman, orang yang percaya penuh akan kehendak Allah, percaya akan takdir Allah, tidak akan merasa heran akan cobaan ini. Karena semua telah difirmankan Allah,” ungkapnya.
Ust. Yoyok menjelaskan bahwa Allah telah berfirman dalam Al Quran Surat Al Baqarah Ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Ia menjelaskan banyak keluarga yang kurang bijak dalam menyikapi setiap cobaan yang diberikan Allah, akibatnya kasus perceraian meningkat tajam. Cobaan yang datang dalam keluarga harus disikapi dengan bijak, harus ingat komitmen awal memulai biduk rumah tangga.
“Kuncinya adalah di setiap keadaan sulit, keadaan senang, keadaan susah, keadaan menggembirakan harus ingat komitmen untuk membentuk keluarga harmonis yang sakinah, mawaddah, dan wa rahmah dengan menjalankan peran masing-masing dalam keluarga. Seorang suami harus bisa mengayomi, meramut, membina keluarganya,” terangnya.
Ust. Yoyok melanjutkan, seorang istri harus bisa menjaga amanah yang telah dititipkan suami untuk menjaga harta, keluarga dan anak dengan komitmen yang kuat. Terakhir anak harus menjadi anak yang salih yang bisa membanggakan kedua orang tua.
Ust. Yoyok mengajak masing-masing anggota keluarga dapat memahami kewajiban dan peran masing-masing untuk mewujudkan keluarga harmonis. Agar dapat beribadah dengan lancar dan bahagia, ketika sewaktu-waktu dipanggil oleh Allah bisa mencapai predikat husnul khatimah, berhasil masuk surga bersama keluarga dan selamat dari neraka. Amin. (Nabil)