Pontianak (08/10) – Ketua Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Kalimantan Barat, Aida Mochtar, menyampaikan bahwa prevalensi stunting di wilayah tersebut masih cukup tinggi, mencapai 29 persen pada tahun 2021. Pernyataan ini disampaikan saat kunjungan Aida ke Kantor DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kalbar, Pontianak, pada Selasa, 8 Oktober 2024.
“Saya sangat bangga bisa diundang LDII untuk berdiskusi terkait percepatan penurunan angka stunting di Kalbar. Angka stunting di wilayah kita masih sangat tinggi, mencapai 29 persen,” kata Aida.
Aida menjelaskan bahwa tugas Satgas PPS adalah mengawasi serta memastikan pelaksanaan program dan indikator penurunan stunting berjalan dengan baik. “Satgas bukan pelaksana program, melainkan memastikan 91 indikator penurunan stunting dilaksanakan dengan benar. Apabila terjadi stagnasi di tingkat kabupaten atau kota, Satgas akan melakukan advokasi,” jelasnya.
Ia juga menekankan peran strategis LDII dalam upaya penurunan angka stunting. “Tokoh-tokoh LDII dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang perubahan perilaku, pola hidup bersih, perbaikan pola asuh, peningkatan asupan gizi, serta akses air bersih dan sanitasi layak. Hal ini sangat penting agar angka stunting terus menurun,” tambah Aida.
Ketua DPW LDII Kalbar, Susanto, menyambut baik ajakan tersebut dan menegaskan komitmen LDII dalam mendukung upaya penurunan stunting. “Percepatan penurunan stunting adalah tugas bersama. LDII akan ambil bagian dalam menyukseskan program ini, terutama karena berkaitan dengan generasi masa depan yang sehat dan cerdas, menuju Indonesia Emas 2045,” kata Susanto.
Ia juga menambahkan bahwa kehadiran Satgas PPS memberikan motivasi bagi LDII Kalbar untuk lebih bersemangat mencapai target penurunan angka stunting. “Dengan kolaborasi semua pihak, kami berharap angka stunting yang saat ini 29 persen bisa turun hingga 14 persen. Ini bagian dari komitmen LDII,” tutup Susanto.