Jakarta (12/8) — Memperingati Hari UMKM Nasional, Sekretaris Umum DPP LDII, Dody Taufiq Wijaya, mengajak pemerintah dan masyarakat mendorong sinergi UMKM dengan ekonomi syariah. Menurutnya, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar memiliki potensi besar mengembangkan UMKM berbasis prinsip keadilan, transparansi, dan tanggung jawab sosial.
“UMKM di sektor F&B dan produk halal akan semakin menguatkan ekosistem ekonomi syariah, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan keberlanjutan bisnis,” ujarnya.
Data Kadin menunjukkan, UMKM menyumbang sekitar 60,5–61% PDB atau setara Rp9.580 triliun dan menyerap 97% tenaga kerja nasional. Kontribusi ini, kata Dody, masih perlu ditingkatkan melalui regulasi efektif, akses pembiayaan, digitalisasi, pendampingan, dan pengembangan pasar.
Koordinator Bidang Ekonomi DPP LDII, Ardito Bhinadi, menambahkan ekonomi syariah memberi efisiensi melalui keadilan dan kerja sama, serta skema pembiayaan seperti mudharabah dan musyarakah yang membagi keuntungan dan risiko secara proporsional. Ia menilai porsi pembiayaan berbasis bagi hasil masih perlu diperbesar, termasuk insentif fiskal bagi UMKM yang memilih skema syariah.
LDII sendiri telah menjalankan program pemberdayaan ekonomi, meliputi pelatihan wirausaha, literasi keuangan syariah, akses permodalan, dan digitalisasi pemasaran. LDII juga bermitra dengan BMT, bank syariah, koperasi syariah, serta penyedia layanan uang elektronik syariah.
Dody menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital untuk menjangkau pasar ASEAN, khususnya di sektor pangan dan wisata halal, fesyen muslim, dan industri kreatif. Ardito menambahkan, penerapan smart contract berbasis syariah dapat mempermudah transaksi lintas negara, meski butuh regulasi dan infrastruktur pendukung.
“UMKM adalah nadi ekonomi bangsa. Sinergi antara UMKM, ekonomi syariah, dan pengusaha besar akan membawa usaha lokal naik kelas dan menembus pasar global,” pungkas Ardito.