PALING UPDATE
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Home Nasehat

Sekitar Kita

in Nasehat
393
0
Sekitar Kita

Ilustrasi manusia dikelilingi manusia lainnya. Foto: LINES

552
SHARES
2.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Terus terang saya terserang amnesia berat. Sudah tidak ingat lagi Sekitar Kita

Terus terang saya terserang amnesia berat. Sudah tidak ingat lagi kapan terakhir merasa sedih. Bukan sombong, ini hanya masalah rasa. Tepatnya bentuk kesyukuran dengan memainkan perasaan. Yang artinya bisa mengoptimalkan setiap nikmat yang didapat menutup semua rasa sedih dan kecewa. Seperti iklan bodrex, yang lupa pernah sakit kepala. Hasilnya, plong. Merasakan hidup yang enak terus, nlisir. Sak dermo. Nrimo ing pandum. Dan mengalir. Padahal dalilnya jelas, dalam hidup ini haruslah ada cobaan. Hidup haruslah dengan problematika. Tidak bisa tidak. Ada mushibah, ada nikmat. Ada senang, ada sedih. Ada tawa, ada tangis. Ada sukses, ada gagal. Ada kesulitan, ada kemudahan. Dan lain sebagainya, sebagai suatu bentuk pasangan yang telah diciptakan Allah. Itulah ketentuanNya. Allah berfirman;
لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَذًى كَثِيْرًاۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
“Kalian pasti akan diuji sungguh dalam (urusan) harta dan diri kalian. Kalain pun pasti akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Alkitab sebelum kalian dan dari orang-orang musyrik. Jika kalian bersabar dan bertakwa, sesungguhnya yang demikian itu termasuk tetapnya perkara.” (QS Ali Imran : 186)

Untuk ukuran hidup, apalagi jarak tempuh, mungkin baru sedikit sekali pengalaman dan petualangan hidup ini di muka bumi. Pulau-pulau besar Indonesia saja belum lengkap dijelajahi. Pulau Jawa pun banyak yang bolong, belum dikunjungi. Jangankan Pulau Jawa, wong Kota Pati sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Pati, yang tercantum di KTP saya sebagai tempat lahir, belum saya kenal dengan baik. Kadang saya jadi malu; mengaku orang Pati, tapi tidak tahu Pati. Begitulah hidup, dengan gaya apa adanya. Apalagi bicara manca negara. Bisa terpaku, terdiam menjadi pendengar setia. Untuk yang lain, sebagai fortifikasi dan diversifikasi juga serupa. Pengalaman berkelahi tidak pernah. Terjun langsung tawuran belum punya catatan. Jadi anak bandel baru sedikit-sedikit mencoba dan tidak berlanjut. Maka terkadang terbersit pengin merasakan satu per satu semua pengalaman itu.

Namun, itu semua bukan ukuran kualitas hidup seseorang yang sebenarnya. Sebab kebijaksanaan tidak melulu datang dari hal yang mahal, pelik dan brilian lagi menantang. Bahkan yang paling sederhana pun bisa menjadi hikmah dan guru hidup yang luar biasa, kalaulah bukan yang terbaik. Sebab selama kita masih berpijak pada bumi yang sama, maka kita bisa belajar dan mendengar dari sejarah orang-orang terdahulu dan pengalaman orang lain di sekitar kita. Walau tanpa pernah mengalaminya sendiri. Sebab apa yang ada di bumi ini memang diperuntukkan bagi kita semua manusia. Tinggal pintar – pintarnya kita mengambil hikmah dan pelajarannya. Walaupun memang beda, antara mengalami sendiri dan mendengarkan cerita orang lain. Ingat, ada hak yang sama di sana sesuai firman Allah ini;
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS Al-Mulk:15)

Banyak penekun kehidupan setelah merasakan pahit-getir lakon hidup berpesan secara mendalam; urusan hidup itu sudah ada yang mengatur. Oleh karena itu jangan suka mengatur hidup. Isilah dengan hal – hal yang bermanfaat saja. Isilah dengan yang baik – baik saja, sebagaimana telah diatur dan diberikan yang Maha Mengatur lewat para utusan, di dalam kitab dan sunnatullahNya. Alam semesta telah banyak memberikan contoh, maka para leluhur nan bijak sering berkata, hiduplah seperti air yang mengalir. Mengasihilah seperti sang surya yang menyinari dunia. Kalau kita berbuat baik Allah senang. Kalau kita berbuat baik, kebaikanlah yang kita temui kembali. Dalam diam, tirulah kehidupan pohon. Pepohonan mengolah racun karbon diokasida menjadi oksigen yang bermanfaat bagi kehidupan. Jika tidak bisa membantu, yang penting jangan menyakiti. Sejuk. Allah mengingatkan;
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (QS Al-Isra:7)

Terus dari mana lagi kita bisa meningkatkan kualitas hidup? Setelah diri sendiri, tentu keluarga yang kedua. Keluarga menjadi tempat pertama bagi individu untuk tumbuh, belajar, dan mendapatkan kasih sayang. Keluarga adalah lingkungan awal di mana seseorang belajar nilai-nilai, norma, dan perilaku. Dalam keluarga yang harmonis, setiap anggotanya memiliki tanggung jawab untuk menciptakan kebahagiaan dan keseimbangan, sehingga menjadi tempat yang penuh kedamaian. Berikutnya, yang ketiga, adalah tetangga. Bagaimana individu berkembang di dalam keluarga, kemudian menular pertahan tapi pasti kepada para tetangga.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ
“ Beribadahlah kepada Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Berbuat baiklah terhadap orang tua, kerabat dekat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat. ” (QS An-Nisa:36)

Rasulullah SAW pernah bersabda:
وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بوَائِقَهُ
“Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya. ” Rasulullah saw ditanya ‘Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya’. ” (HR Al-Bukhari).

Mengambil sari pati dari ayat dan hadits di atas, semoga cerita berikut ini bisa menjadi inspirasi untuk memulai berbuat sesuatu ke lingkungan sekitar terutama tetangga. Diceritakan seorang pewarta mewawancari seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik sukses buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian.

“Apa rahasianya Pak? Kenapa buah jagung Bapak selalu menjadi juara?” tanya sang wartawan.

Petani polos itu menjawab, “Tak ada rahasia. Tak ada resep khusus. Biasa – biasa saja. Sebab setiap musim tanam saya selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaik saya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunan saya.”

“Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?” tanya sang wartawan.

“Anda benar. Tapi tak tahukah anda?,” jawab petani itu, “Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus memberikan kepada tetangga saya jagung yang baik juga, sehingga mereka pun mendapatkan jagung yang baik pula.”

Sangat berharap, kisah singkat di atas membuka mata hati. Sangat menanti, jiwa-jiwa indah yang terus berbunga dan berbakti. Begitulah hidup. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus menolong tetangganya menjadi berhasil pula. Mereka yang menginginkan hidup dengan baik harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula. Nilai dari hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang kita sentuh di sekitar kita. Tak jauh – jauh. Dan sekarang mari lihat lingkungan sekitar tempat tinggal kita. Bukan hanya langit yang dijunjung, bumi yang dipijak, akan tetapi tetangga juga punya hak untuk diajak berbiak dengan kebaikan-kebaikan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري
Dari Aisyah ra, dari Nabi SAW, Nabi bersabda, “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga, sehingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris.” (HR. Al-Bukhari).

Dengan satu helaan nafas yang panjang dan dalam, mungkin sudah terbayang jawaban; sudahkan kita melakukannya? Mudah-mudahan serbuk sari dan angin sepoi cerita di atas mengilhami kita semua untuk selalu berbuat terbaik dan bertumbuh peduli: sekitar kita. terakhir merasa sedih. Bukan sombong, ini hanya masalah rasa. Tepatnya bentuk kesyukuran dengan memainkan perasaan. Yang artinya bisa mengoptimalkan setiap nikmat yang didapat menutup semua rasa sedih dan kecewa. Seperti iklan bodrex, yang lupa pernah sakit kepala. Hasilnya, plong. Merasakan hidup yang enak terus, nlisir. Sak dermo. Nrimo ing pandum. Dan mengalir. Padahal dalilnya jelas, dalam hidup ini haruslah ada cobaan. Hidup haruslah dengan problematika. Tidak bisa tidak. Ada mushibah, ada nikmat. Ada senang, ada sedih. Ada tawa, ada tangis. Ada sukses, ada gagal. Ada kesulitan, ada kemudahan. Dan lain sebagainya, sebagai suatu bentuk pasangan yang telah diciptakan Allah. Itulah ketentuanNya. Allah berfirman;
لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَذًى كَثِيْرًاۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
“Kalian pasti akan diuji sungguh dalam (urusan) harta dan diri kalian. Kalain pun pasti akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Alkitab sebelum kalian dan dari orang-orang musyrik. Jika kalian bersabar dan bertakwa, sesungguhnya yang demikian itu termasuk tetapnya perkara.” (QS Ali Imran : 186)

Untuk ukuran hidup, apalagi jarak tempuh, mungkin baru sedikit sekali pengalaman dan petualangan hidup ini di muka bumi. Pulau-pulau besar Indonesia saja belum lengkap dijelajahi. Pulau Jawa pun banyak yang bolong, belum dikunjungi. Jangankan Pulau Jawa, wong Kota Pati sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Pati, yang tercantum di KTP saya sebagai tempat lahir, belum saya kenal dengan baik. Kadang saya jadi malu; mengaku orang Pati, tapi tidak tahu Pati. Begitulah hidup, dengan gaya apa adanya. Apalagi bicara manca negara. Bisa terpaku, terdiam menjadi pendengar setia. Untuk yang lain, sebagai fortifikasi dan diversifikasi juga serupa. Pengalaman berkelahi tidak pernah. Terjun langsung tawuran belum punya catatan. Jadi anak bandel baru sedikit-sedikit mencoba dan tidak berlanjut. Maka terkadang terbersit pengin merasakan satu per satu semua pengalaman itu.

Namun, itu semua bukan ukuran kualitas hidup seseorang yang sebenarnya. Sebab kebijaksanaan tidak melulu datang dari hal yang mahal, pelik dan brilian lagi menantang. Bahkan yang paling sederhana pun bisa menjadi hikmah dan guru hidup yang luar biasa, kalaulah bukan yang terbaik. Sebab selama kita masih berpijak pada bumi yang sama, maka kita bisa belajar dan mendengar dari sejarah orang-orang terdahulu dan pengalaman orang lain di sekitar kita. Walau tanpa pernah mengalaminya sendiri. Sebab apa yang ada di bumi ini memang diperuntukkan bagi kita semua manusia. Tinggal pintar – pintarnya kita mengambil hikmah dan pelajarannya. Walaupun memang beda, antara mengalami sendiri dan mendengarkan cerita orang lain. Ingat, ada hak yang sama di sana sesuai firman Allah ini;
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS Al-Mulk:15)

Banyak penekun kehidupan setelah merasakan pahit-getir lakon hidup berpesan secara mendalam; urusan hidup itu sudah ada yang mengatur. Oleh karena itu jangan suka mengatur hidup. Isilah dengan hal – hal yang bermanfaat saja. Isilah dengan yang baik – baik saja, sebagaimana telah diatur dan diberikan yang Maha Mengatur lewat para utusan, di dalam kitab dan sunnatullahNya. Alam semesta telah banyak memberikan contoh, maka para leluhur nan bijak sering berkata, hiduplah seperti air yang mengalir. Mengasihilah seperti sang surya yang menyinari dunia. Kalau kita berbuat baik Allah senang. Kalau kita berbuat baik, kebaikanlah yang kita temui kembali. Dalam diam, tirulah kehidupan pohon. Pepohonan mengolah racun karbon diokasida menjadi oksigen yang bermanfaat bagi kehidupan. Jika tidak bisa membantu, yang penting jangan menyakiti. Sejuk. Allah mengingatkan;
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (QS Al-Isra:7)

Terus dari mana lagi kita bisa meningkatkan kualitas hidup? Setelah diri sendiri, tentu keluarga yang kedua. Keluarga menjadi tempat pertama bagi individu untuk tumbuh, belajar, dan mendapatkan kasih sayang. Keluarga adalah lingkungan awal di mana seseorang belajar nilai-nilai, norma, dan perilaku. Dalam keluarga yang harmonis, setiap anggotanya memiliki tanggung jawab untuk menciptakan kebahagiaan dan keseimbangan, sehingga menjadi tempat yang penuh kedamaian. Berikutnya, yang ketiga, adalah tetangga. Bagaimana individu berkembang di dalam keluarga, kemudian menular perlahan tapi pasti kepada para tetangga.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ
“ Beribadahlah kepada Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Berbuat baiklah terhadap orang tua, kerabat dekat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat. ” (QS An-Nisa:36)

Rasulullah SAW pernah bersabda:
وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بوَائِقَهُ
“Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya. ” Rasulullah saw ditanya ‘Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya’. ” (HR Al-Bukhari).

Mengambil sari pati dari ayat dan hadits di atas, semoga cerita berikut ini bisa menjadi inspirasi untuk memulai berbuat sesuatu ke lingkungan sekitar terutama tetangga. Diceritakan seorang pewarta mewawancari seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik sukses buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian.

“Apa rahasianya Pak? Kenapa buah jagung Bapak selalu menjadi juara?” tanya sang wartawan.

Petani polos itu menjawab, “Tak ada rahasia. Tak ada resep khusus. Biasa – biasa saja. Sebab setiap musim tanam saya selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaik saya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunan saya.”

“Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?” tanya sang wartawan.

“Anda benar. Tapi tak tahukah anda?,” jawab petani itu, “Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus memberikan kepada tetangga saya jagung yang baik juga, sehingga mereka pun mendapatkan jagung yang baik pula.”

Sangat berharap, kisah singkat di atas membuka mata hati. Sangat menanti, jiwa-jiwa indah yang terus berbunga dan berbakti. Begitulah hidup. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus menolong tetangganya menjadi berhasil pula. Mereka yang menginginkan hidup dengan baik harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula. Nilai dari hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang kita sentuh di sekitar kita. Tak jauh – jauh. Dan sekarang mari lihat lingkungan sekitar tempat tinggal kita. Bukan hanya langit yang dijunjung, bumi yang dipijak, akan tetapi tetangga juga punya hak untuk diajak berbiak dengan kebaikan-kebaikan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري
Dari Aisyah ra, dari Nabi SAW, Nabi bersabda, “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga, sehingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris.” (HR. Al-Bukhari).

Dengan satu helaan nafas yang panjang dan dalam, mungkin sudah terbayang jawaban; sudahkah kita melakukannya? Mudah-mudahan serbuk sari dan angin sepoi cerita di atas mengilhami kita semua untuk selalu berbuat terbaik dan bertumbuh peduli: sekitar kita.

Tags: al mulk 15ali imronmanusiaNasehatSekitar kita

Related Posts

Pikiran Sederhana
Nasehat

Pikiran Sederhana

by admin
November 3, 2025
0

(Jalan Menuju Kedamaian Hidup) Oleh Faidzunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan Kehidupan modern...

Read more
Maknai Syukur Saat Ujian, Habib Ubaidillah Tekankan Peran Takdir dan Doa
Nasehat

Maknai Syukur Saat Ujian, Habib Ubaidillah Tekankan Peran Takdir dan Doa

by admin
October 31, 2025
0

Pengasuh Pondok Pesantren Al Ubaidah Kertosono, Habib Ubaidillah Al Hasany menjelaskan cara bersyukur dalam kesulitan melalui program Oase Hikmah di kanal LDII...

Read more
Debu dalam Nafas Kita
Nasehat

Debu dalam Nafas Kita

by admin
October 27, 2025
0

— Sebuah Renungan tentang Microplastik — Oleh Faidzunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan...

Read more
KH Aceng Karimullah Uraikan 6 Perkara yang Menjamin Surga
Nasehat

KH Aceng Karimullah Uraikan 6 Perkara yang Menjamin Surga

by admin
October 24, 2025
0

Jakarta (24/10). Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Aini Cilandak, Jakarta Selatan, Aceng Karimullah, mengupas tema “Jaminan Surga dan Peluang bagi Umat” yang tayang...

Read more
Menikah Jadi Jalan Ibadah dan Penjaga Iman
Nasehat

Menikah Jadi Jalan Ibadah dan Penjaga Iman

by admin
October 24, 2025
0

Nganjuk (24/10). Pengasuh Pondok Pesantren Al Ubaidah Lubis Kertosono, Habib Ubaidillah Alhasaniy, mengajak umat Islam untuk tidak menunda pernikahan. Dalam ceramahnya yang...

Read more
Nasehat

Akhlakul Karimah Jadi Benteng Moral Umat di Akhir Zaman

by admin
October 21, 2025
0

Jombang (21/10). Guru Pondok Pesantren Gadingmangu, Ustaz Abdullah Husnan Habibi menyampaikan tausiyah bertajuk “Urgency dan Fadhilah Akhlaqul Karimah” dalam sebuah program Oase...

Read more

Trending

Pikiran Sederhana
Nasehat

Pikiran Sederhana

7 hours ago
Tingkatkan Kesadaran Gizi Santri, Ponpes Gadingmangu dan Puskesmas Perak Gelar Seminar
Nasional

Tingkatkan Kesadaran Gizi Santri, Ponpes Gadingmangu dan Puskesmas Perak Gelar Seminar

1 day ago
LDII Audiensi dengan Bupati Muara Enim Dukung Program Pembangunan Daerah
Lintas Daerah

LDII Audiensi dengan Bupati Muara Enim Dukung Program Pembangunan Daerah

1 day ago
LDII Kalbar: Konsolidasi Ormas Keagamaan Bisa Satukan dan Perkuat Umat
Lintas Daerah

LDII Kalbar: Konsolidasi Ormas Keagamaan Bisa Satukan dan Perkuat Umat

1 day ago
Peringati Hari Santri Nasional 2025, Ponpes Al Ubaidah Gelar Upacara
Nasional

Peringati Hari Santri Nasional 2025, Ponpes Al Ubaidah Gelar Upacara

1 day ago
Nuansa Persada

Majalah Resmi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Hubungi kami untuk layanan iklan online: marketing@nuansaonline.com

Follow Us

Recent News

Pikiran Sederhana

Pikiran Sederhana

November 3, 2025
Tingkatkan Kesadaran Gizi Santri, Ponpes Gadingmangu dan Puskesmas Perak Gelar Seminar

Tingkatkan Kesadaran Gizi Santri, Ponpes Gadingmangu dan Puskesmas Perak Gelar Seminar

November 2, 2025

ARSIP

  • Iklan
  • Privacy & Policy

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Energi
  • Fa Aina Tadzhabun
  • Iptek
  • Apa Siapa
  • Digital
  • Hukum
  • Jejak Islam
  • Kesehatan
  • Kisah Teladan
  • Laporan
  • Lentera Hati
  • Liputan Khusus
  • Lintas Daerah
  • Resonansi
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Remaja
  • Siraman Rohani
  • Khutbah (PDF)
    • Khutbah Jumat Bahasa Arab
    • Idul Fitri Bahasa Arab
    • Idul Fitri (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (ust. Imam Rusdi)
    • Idul Adha (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (Kediri 2017)

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In