PALING UPDATE
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Sulitkah Menjadi Profesor?

in Uncategorized
390
0
554
SHARES
2.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Oleh: Anton Kuswoyo, S.Si., M.T.
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Sistem Informasi, Politeknik Negeri Tanah Laut.
Ketua DPD LDII Kabupaten Tanah Laut.

Dalam sebuah Perguruan Tinggi (PT), kehadiran profesor sangat menentukan akreditasi PT tersebut. Oleh karena itu, tidak heran jika Rektor Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Profesor Sutarto Hadi menargetkan Unlam menghasilkan 10 profesor per tahun dalam rangka untuk meningkatkan akreditasi Unlam dari B menjadi A. Akreditasi tentunya menjadi ukuran kualitas sebuah perguruan tinggi.

Jabatan akademik profesor, merupakan jabatan sangat terhormat di semua perguruan tinggi di seluruh dunia. Profesor sangat berperan menghasilkan penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi baru. Bukan sekadar penemuan biasa, namun penemuan yang menghasilkan hak paten. Tentu ini bukanlah perkara mudah, sehingga jabatan profesor hanya cocok bagi dosen yang memiliki dedikasi tinggi terhadap ilmu pengetahuan.

Menurut Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 49 dijelaskan bahwa profesor merupakan jabatan akademik tertinggi. Bagi akademisi (dosen) menjadi profesor merupakan impian tertingginya. Perlu empat anak tangga untuk mencapai gelar profesor, yakni melalui jabatan fungsional Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, baru kemudian Profesor.

Syarat mutlak untuk menjadi seorang profesor adalah harus berpendidikan doktor (S3) yang linear keilmuannya dengan pendidikan sebelumnya. Pertanyaannya, seberapa sulitkah untuk meraih jabatan akademik profesor?

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 92 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional dosen, dijelaskan pada pasal 10 bahwa untuk kenaikan jabatan akademik secara reguler dari Lektor Kepala ke Profesor hanya melalui tujuh syarat. Yakni, memiliki pengalaman kerja sebagai dosen tetap paling singkat 10 tahun; berpendidikan S3; paling singkat 3 tahun setelah memperoleh ijazah doktor (S3); paling singkat 2 tahun menduduki jabatan Lektor Kepala; telah memenuhi angka kredit; memiliki karya ilmiah yang dipulikasikan dalam jurnal ilmiah internasional bereputasi sebagai penulis pertama; dan memiliki kinerja, integritas, etika tata krama, serta tanggung jawab.

Dari tujuh syarat tersebut, hal yang paling penting adalah bagaimana mampu menembus publikasi internasional. Selebihnya adalah syarat yang bisa dipenuhi dengan mudah. Untuk menembus publikasi internasional, maka seorang dosen harus menghasilkan penelitian ilmiah yang berkualitas. Kunci utama bagi seorang dosen adalah produktif dalam penelitian dan publikasi (baca: menulis) hasil penelitian tersebut pada jurnal nasional maupun internasional.

Meneliti dan Menulis

Tidak bisa tidak bahwa dosen dituntut untuk bisa merancang dan melakukan penelitian ilmiah (meneliti), sekaligus terampil dalam menulis. Karier dosen adalah “career by research”. Artinya karier dosen itu harus ditempuh melalui penelitian (research). Semakin produktif dosen dalam penelitian semakin bagus kariernya, bahkan bisa segera mencapai puncak karier tertinggi yakni profesor.

Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand, Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal penelitian yang terpublikasi pada jurnal internasional. Berdasarkan Indeks Scopus, saat ini Indonesia menempati urutan ke-11 di Asia dalam peringkat jumlah publikasi jurnal ilmiah internasional.

Scopus merupakan sebuah database indexing publikasi yang menjadi salah satu tolok ukur bonafidenya sebuah publikasi, sekaligus sebagai salah satu penyedia metrics publikasi di seluruh dunia. Sementara tiga negara tetangga sudah jauh di atas Indonesia. Singapura pada peringkat 7, Malaysia pada peringkat 8, dan Thailand berada di peringkat 9. Padahal dulu, tahun 80’an Malaysia belajar di kampus Indonesia, kini Malaysia justru melampaui kita. Berdasarkan Indeks Scopus, jumlah publikasi Indonesia per tahun 2013 hanya mencapai 25.481, bandingkan dengan Malaysia yang tembus pada angka 125.084.

Berkaca dari kondisi tersebut, maka kelemahan kita saat ini adalah masih rendahnya produktivitas di bidang penelitian dan publikasi internasional. Penelitian berkaitan dengan kreativitas dan inovasi, sedangkan publikasi berkaitan dengan kemampuan menulis. Dua hal ini yang penting untuk dikuasai setiap dosen, yakni meneliti dan menulis. Jika dua hal tersebut dimiliki oleh masing-masing dosen, maka jabatan profesor dengan sendirinya akan dapat diraih.

Namun jabatan profesor bukanlah tujuan utamanya. Yang lebih penting sebenarnya adalah apa yang bisa dihasilkan oleh setiap dosen dalam bidang iptek bagi kemaslahatan umat manusia. Memang tugas dosen tidak hanya mengajar layaknya guru. Tugas dosen adalah melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah dosen harus rajin mengumpulkan berkas/arsip seperti SK, surat tugas, karya ilmiah, sertifikat-sertifikat (pembicara, penyaji, moderator, dan lain-lain).

Bukan Tujuan Akhir

Laksana padi, semakin berisi semakin merunduk. Pepatah ini paling tepat untuk menggambarkan sosok profesor. Kita tahu bahwa profesor merupakan jabatan akademik tertinggi. Profesor adalah pakar di bidang ilmu tertentu. Kepadanya diberikan kehormatan akademik sekaligus tunjangan finansial yang lumayan. Namun, menjadi profesor bukanlah tujuan akhir.

Gelar profesor hanyalah bentuk pengakuan dan penghormatan, sementara esensinya adalah bahwa seorang profesor adalah mereka yang punya dedikasi tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan agama.

Hal yang sangat ironi terjadi adalah saat masih ada profesor yang terlibat kasus asusila dan narkoba di sebuah kamar hotel bersama mahasiswinya, atau yang terkena kasus suap SKK Migas.

Bahkan, di antaranya melakukan tindakan tidak terpuji untuk meraih gelar profesor, seperti plagiat, memalsukan ijazah, sertifikat dan sejenisnya. Tentu bukan profesor jenis ini yang kita inginkan. Tapi yang kita harapkan adalah profesor yang menganut ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk.

Profesor, sejatinya adalah yang bukan hanya mempunyai kepakaran terhadap bidang ilmu tertentu, tapi juga memiliki integritas, dedikasi, dan menjalankan nilai-nilai agama dalam setiap langkahnya. Yang tidak kalah pentingnya adalah selalu produktif dalam penelitian ilmiah dan publikasi jurnal internasional. Pada akhirnya nanti, peran profesor akan mengangkat martabat bangsa dan negara dalam komunitas internasional. Semoga PT di Kalimantan Selatan khususnya, mampu mencetak profesor-profesor baru tiap tahunnya. Profesor dari banua yang membangun untuk banua dan negeri tercinta, Indonesia. (*)

 

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Sulitkah Menjadi Profesor?

Tags: dosenLDIILembaga Dakwah Islam Indonesiapendidikanperguruan tinggiprofesor

Related Posts

Peringati HPSN 2025, LDII Gaungkan Selesaikan Sampah dari Rumah
Uncategorized

Peringati HPSN 2025, LDII Gaungkan Selesaikan Sampah dari Rumah

by admin
February 21, 2025
0

Jakarta (21/2). Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap 21 Februari, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah. Tahun...

Read more
Uncategorized

Jelang Pilkada, KPU Kabupaten Bekasi Gandeng LDII Gelar Sosialisasi Pendidikan Pemilih

by admin
October 22, 2024
0

Bekasi (22/10). Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bekasi menggandeng Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LDII Kabupaten Bekasi menggelar kegiatan pendidikan pemilih untuk Pilkada...

Read more
Warga LDII Cileungsi Turut Ramaikan Upacara HUT RI dan Pengibaran Bendera Raksasa
Uncategorized

Warga LDII Cileungsi Turut Ramaikan Upacara HUT RI dan Pengibaran Bendera Raksasa

by eko nuansa
August 18, 2024
0

Cileungsi (17/8) - WargaLDII Cileungsi ikut serta memeriahkan upacara kemerdekaan Indonesia ke 79 di halaman kantor kecamatan Cileungsi, Kab. Bogor Jawa Barat,...

Read more
Uncategorized

GENTANA Ajak Anak Muda LDII Jaksel Jadi Content Creator Profesional Religius

by admin
July 25, 2024
0

Jakarta (22/7). Generus Jakarta Selatan (GENTANA) yang merupakan binaan DPD LDII Jaksel menyelenggarakan Workshop Content Creator bertajuk "Dari Content Pertama ke Pendapat...

Read more
Buka Permata CAI, Kepala Bakesbangpol Jombang Harapkan Generasi Muda yang Cerdas dan Berkarakter
Uncategorized

DPP LDII Bekali Generasi Muda dengan 4 Pilar Kebangsaan dalam Perkemahan CAI 2024

by eko nuansa
July 2, 2024
0

Jombang (1/7). DPP LDII menjadi salah satu pemateri “Perkemahan Akhir Tahun Permata CAI ke-45”, yang berlangsung pada 1-4 Juli 2024 di Bumi...

Read more
PAC  Andara dan PAC Kembangan Gelar Anjangsana “Pandangan Pertama”
Uncategorized

PAC Andara dan PAC Kembangan Gelar Anjangsana “Pandangan Pertama”

by admin
June 18, 2024
0

Jakarta (18/6). PAC LDII Andara bersama PAC LDII Kembangan Jakarta Barat menggelar anjangsana bertema “Pandangan Pertama”. Kegiatan tersebut berlangsung di Masjid Baitul...

Read more

Trending

Ben Kasyafani Apresiasi Sapi Kiriman Presiden Prabowo Subianto untuk LDII
Nasional

Ben Kasyafani Apresiasi Sapi Kiriman Presiden Prabowo Subianto untuk LDII

9 hours ago
Sekum LDII: Kurban Ajari Empati Terhadap Sesama Manusia
Nasional

Sekum LDII: Kurban Ajari Empati Terhadap Sesama Manusia

9 hours ago
Idul Adha, Ponpes Wali Barokah Ajak Teladani Ketakwaan Nabi Ibrahim
Nasional

Idul Adha, Ponpes Wali Barokah Ajak Teladani Ketakwaan Nabi Ibrahim

9 hours ago
Warga LDII Cimanggung Biasakan Menabung untuk Wujudkan Hewan Kurban
Lintas Daerah

Warga LDII Cimanggung Biasakan Menabung untuk Wujudkan Hewan Kurban

10 hours ago
Warga LDII Batujajar Kurban 12 Ekor pada Idul Adha 1446 H
Lintas Daerah

Warga LDII Batujajar Kurban 12 Ekor pada Idul Adha 1446 H

10 hours ago
Nuansa Persada

Majalah Resmi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Hubungi kami untuk layanan iklan online: marketing@nuansaonline.com

Follow Us

Recent News

Ben Kasyafani Apresiasi Sapi Kiriman Presiden Prabowo Subianto untuk LDII

Ben Kasyafani Apresiasi Sapi Kiriman Presiden Prabowo Subianto untuk LDII

June 7, 2025
Sekum LDII: Kurban Ajari Empati Terhadap Sesama Manusia

Sekum LDII: Kurban Ajari Empati Terhadap Sesama Manusia

June 7, 2025

ARSIP

  • Iklan
  • Privacy & Policy

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Energi
  • Fa Aina Tadzhabun
  • Iptek
  • Apa Siapa
  • Digital
  • Hukum
  • Jejak Islam
  • Kesehatan
  • Kisah Teladan
  • Laporan
  • Lentera Hati
  • Liputan Khusus
  • Lintas Daerah
  • Resonansi
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Remaja
  • Siraman Rohani
  • Khutbah (PDF)
    • Khutbah Jumat Bahasa Arab
    • Idul Fitri Bahasa Arab
    • Idul Fitri (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (ust. Imam Rusdi)
    • Idul Adha (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (Kediri 2017)

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In