Kediri (24/5). Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-117, Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah Kota Kediri menyelenggarakan seminar bertajuk “Wawasan Kebangsaan, Bela Negara, dan Moderasi Beragama”. Kegiatan tersebut menghadirkan pemateri dari Komandan Kodim 0809 Kediri, Kepala Bakesbangpol, dan Kepala Kemenag Kota Kediri, serta diikuti para santri dan pengurus pondok secara hybrid, Rabu (21/5).
Ketua Ponpes Wali Barokah KH Sunarto menjelaskan, momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional tersebut mengingatkan sebuah tekad dan keinginan para pejuang untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan serta semangat juang untuk melawan penjajah.
Mereka yang terorganisir dalam wadah sebuah organisasi bernama Budi Utomo, di antaranya Dr. Soetomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, serta HOS Cokroaminoto. Kemudian ada kaitan peristiwa-peristiwa sejarah berikutnya, sampailah kepada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Menurut KH Sunarto, tantangan hidup sekarang ini tidak main-main, tidak ringan, bahkan sangat serius. Karena sekarang ini musuhnya adalah media sosial yang ketika membuat opini, dapat dengan mudah memecah belah.
“Nah, para generasi penerus bangsa, khususnya di Ponpes Wali Barokah, dibekali dengan semangat juang, patriotisme, nasionalisme, dan senantiasa mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan. Notabene sekarang harus saling menghargai satu dengan yang lain, bertoleransi antar penganut keyakinan, antar umat beragama, agar mereka terhindar dari hal-hal negatif, perpecahan, yang sering kita lihat, kita baca, kita ikuti di media sosial,” katanya.

Karena pondok pesantren ini di bawah naungan yayasan, juga binaan dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), yang menempatkan kebangsaan sebagai prioritas program yang pertama. “Kita harus betul-betul memahami akan hal itu, lebih-lebih eksistensi adik-adik santri. Beberapa waktu mendatang akan menjadi juru-juru da’i pemula di tengah masyarakat,” lanjut KH Sunarto.
Ia mengungkapkan, pihaknya menganut prinsip dakwah yang bil hikmah, dakwah yang mengedepankan toleransi, dakwah yang mengajak ukhuwah Islamiyah, Basyariyah, dan Wathaniyah. “Nah, karena itu perlu untuk menyadari lingkungan eksternal di luar, sehingga ketika mengemban tugas berdakwah betul-betul tepat sasaran,” katanya.
Di hadapan para pemateri, KH Sunarto menjelaskan para santri yang hadir merupakan perwakilan dari berbagai daerah, mulai Aceh sampai Papua. “Dengan demikian, setelah lulus nanti mereka akan kembali ke daerah masing-masing untuk memberi pelajaran, untuk mengajak agar menjadi orang-orang yang baik,” ujarnya.
Ia berharap agar majelis tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan ketiga pemateri nanti dapat menyampaikan dengan maksimal. “Sehingga manfaat dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat jalinan silaturahim antara instansi strategis terkait, dan nanti adalah bentuk kontribusi kalian semua, para siswa-siswi, di dalam merajut tali ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Basyariyah, dan ukhuwah Wathaniyah di dalam menjalankan tugas-tugas amar makruf nahi munkar dimana kalian bertugas,” lanjutnya.
Di akhir acara, KH Sunarto berpesan agar para generasi penerus memiliki nilai unggul, dalam bermedia sosial supaya lebih bijak, dan bisa memanfaatkan untuk kepentingan yang maslahat untuk semua pihak.
“Para santri perlu dibekali wawasan yang baik sebagai bagian dari melengkapi apa yang selama ini telah diperoleh. Agar dalam menjalankan pengabdian kelak bisa lebih baik lagi, sehingga Islam Rahmatan Lil Alam ini betul-betul bisa dilaksanakan,” pungkas KH Sunarto.
Hadir dalam acara tersebut Komandan Kodim 0809 Kediri Letkol Inf. Ragil Jaka Utama, Kepala Kemenag Kota Kediri A. Zamroni, Kepala Bakesbangpol Kota Kediri Indun Munawaroh, Ketua DPD LDII Kota Kediri Agung Riyanto, Ketua Senkom MP Abdul Aziz, jajaran pengurus LVRI Kota Kediri, Muspika Kecamatan Pesantren, Muspika Kecamatan Kota, 3 Pilar Kelurahan Burengan dan Banjaran. (Mzda)